Probolinggo, 7 Juli 2013
Tanggalnya bagus, bikin sayang kalo melewatkan hari ini tanpa ada yang ditulis sama sekali. . Dan mumpung ini ada blog baru punya KI-Pro, kayaknya seru banget tuh kalo bikin tulisan buat diposting di sana.
Kelas Inspirasi? Mmmm... kalau pertanyaan itu ditujukan kepadaku, hal apa yang paling berkesan dalam pelaksanaan Kelas Inspirasi yang pernah aku ikuti, tentu hal pertama yang langsung terbesit di pikirankku adalah adanya teman baru. Bahkan bukan sekedar teman, mereka adalah keluarga baru. SAUDARA, tepatnya.
Setahun lalu. Pengalamanku mengikuti Kelas Inspirasi (KI) dimulai ketika pelaksanaan Kelas Inspirasi Jawa Timur I, yang helatan Hari Inspirasinya tuh dilaksanakan di tanggal 11 November 2013. Sebenarnya sih bisa sebelum itu, kalau aku tidak terlalu bodoh untuk membuka dan mereplay email kesediaan yang aku kirimkan ketika apply sebagai relawan Kelas Inspirasi 2. Dimana Surabaya adalah salah satu kota yang turut terlibat pada pelaksanaan KI di 20 Februari 2013.
Anyway, yang pasti, beberapa bulan sebelum pelaksanaan Kelas Inspirasi Jawa Timur I itu, aku berkenalan dengan Ficky A. Hidajat. Dia MC acara bedah buku catatan perjalanan milik Agustinus Wibowo, Titik Nol, yang aku ikuti di Surabaya. Lalu kami bertemu lagi ketika aku menjadi pengisi acara, masih di sebuah acara bedah buku, dan kali ini novel The Soul: Fantasia, milik Bunda Wina Bojonegoro. Pada pertemuan kedua dengan Mas Ficky itulah aku diseret untuk gabungan di kepanitiaan KI Jatim.
Sendiri di Surabaya. Sempat plonga-plongo kaya’ kethek kena tulup karena pas gathering pertama panitia KI Jatim yang dipusatkan di Ivy School, cuma aku sendiri yang dari Probolinggo.
Tanpa kawan, tanpa dukungan, tanpa yel-yel. Sepiii.... Hehehehe. Di acara itu, ketika para pembicara dari Jatim satu per satu ngomong di depan kami, yang ada kepalaku ini muter-muter sendiri. Mikirin gambaran acara, tempat dan nama-nama orang, siapa saja yang bisa aku todong untuk ikutan di kepanitiaan KI Probolinggo (KI-Pro).
Syukurlah aku ga salah pilih. Tersebutlah nama-nama seperti Mbak Lilik, Shenobhi, Mas Arik, Mbak Yuli, Rifqi, Kak Yoen dan Makcis di formatur awal kegiatan. Dari situ masing-masing ngajak teman-temannya, Mbak Lilik-lah yang paling aktif, hingga akhirnya kepanitiaan kami menggembung luar biasa.
Singkat kata... kepada merekalah aku berterima kasih. Suwun yo, rek...!
Apa yang aku dapat dari KI?Aku sendiri heran, kadang masih ada aja orang yang bebal yang menanyakan kamu dapet apa dari ikutan KI? Ga dapat apa-apa ae kok yo ngoyo? Hmmm... pengen sebenarnya aku kasih tau mereka sebuah rahasia. Apakah itu? Nilai-nilai kebaikan.
Ada pepatah, seekor burung pasti akan berkumpul dengan kerumunannya yang berbulu sama. Itulah maksudnya. Sebagai manusia, itulah yang senantiasa ingin aku wujud-lakukan. Menjadi orang yang lebih baik. Dan kalau kamu ingin jadi orang yang baik, maka sering-seringlah berkumpul dengan orang yang baik. Biar ketularan sama kebaikan mereka.
Jadi selain ketulusan, dapet sodara baru, atau seperti apa yang aku posting di status FB-ku pagi tadi, di KI aku menemukan Indonesia yang sebenarnya. Well, seharusnya Indonesia. Tak peduli apa sukumu, apa agamamu, apa ras dan aliran kepercayaanmu, apa latar belakang politikmu, siapa presiden pilihanmu, mari kita sama-sama bergerak untuk membuat masa depan Indonesia yang lebih baik.
Sebab KI punya 7 prinsip dasar yang harus diikuti. Sukarela, Bebas Kepentingan, Tanpa Biaya, Siap Belajar, Turun Tangan Langsung, Siap Bersilaturahmi dan Tulus. Dan KI pun punya cita-cita luhur sebagai pedoman hutang kita kepada bangsa ini, yakni turut mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mungkin yang saya bisa, atau teman-teman saya lakukan kali ini hanyalah itu. Hanyalah menyentuh masalah-masalah pendidikan. Tapi coba kalau Anda bergabung, tentunya lebih banyak lagi yang bisa kita lakukan untuk bangsa ini. Untuk memotong rantai korupsi yang sudah sedemikian ketatnya membebat bangsa ini.
Untuk memberikan senyum terbaik pada anak-anak kita, para penerus bangsa ini. Untuk memberikan kenyamanan bahkan keamanan ketika mereka berjalan kaki ke sekolah, di sekolah saat proses belajar mengajar, termasuk ketika mengantri membeli jajanan di kantin. Bukankah itu yang kita inginkan? Mewariskan lingkungan yang lebih baik bagi anak cucu kita. Kawan, jika impian kita sama, maka...
Jadilah bagian dari kami, Kelas Inspirasi!
-Bonx-
